kerjaan sampingan

Senin, 29 November 2010

4 Tahun Lalu

dipinggiran keramaian lalu lalang anak kuliahan disebuah perguruan tinggi ternama dikota Jogja, ku beranikan diri tuk mengatakan apa yg sebenarnya kurasakan kepadanya, namun entah apa yang terjadi mulut ini seakan terkunci rapat dan tak mau terbuka untuk memberikan sekecap kata itu.. berbagai rasa teraduk menjadi satu didalam hati dan hasrat,. uhhh sungguh pengecut kau iwan!!!!itu mungkin kata yang tepat.
yahh berjam-jam waktu terlewati sia-sia tanpa ada sesuatu yang membahagiakan.. namun ku terus coba tapi...???yahhh lagi-lagi mampet mulut ini... hahahaha itu 4th dulu kawan..bukan kebahagiaan yang kudapatkan tapi kekecewaan yang akhirnya membawa kebahagiaan..
waktu yg cukup lama kita telah lewati wahai "gnduk"...
jalan yg kita lalui sudah hampir jauh wahai "gnduk'...
kini harapan untuk 4 th kedepan kuserahkan pada yang kuasa penciptaku.
untuk "gnduk" :
terimakasih untuk setiap pengorbanan perasaan dan hasratmu
terimakasih untuk kesetiaan pikiranmu
terimakasih untuk kekuatan hatimu
semoga langgkah kita tetap terus dituntun oleh Tuhan.
buat "Ananiashinta":
terus lanjutkan karya hatimu
perjuangkan kemenangan cintamu
pertahankan kesetiaan batinmu
akhiri semua dihadapan namaNya
berjanji dalam ikatan suci suatu saat nanti.
sukses dan selalu bahagia..

Minggu, 28 November 2010

Ku putuskan Ku akhiri semuanya

Diruang hati yang sudah terlingkupi oleh rasa bersalah, malu, kecewa, pada diriku sendiri dan juga orang lain ku putuskan Ku akhiri semuanya.
Entah aku tak mampu, ato aku tak kuat, ato aku pecundang, biarlah hanya aku yang yang merasakan.
Aku masih memiliki Tuhan yang senantiasa memberikan segalanya itu,
Biarpun aku lelah tapi aku percaya Dia yang memberikannya Dia juga yang akan menuntunku untuk melewati semuanya ini.
Aku hanya merasa ini adalah kasih sayangNya kepadaku dan kepada dirinya (separuh jiwaku)
Dia telah menentukkan tulang rusukku yang lama hilang, Dia sedang menempa dan merenda retakan-retakan yang ada agar menjadi kokoh dan kuat bersatu.
Cobaan-cobaan ini adalah retakan retakan itu..
Doa-doa dan pengharapanku juga usahaku adalah kekuatan bagiNya untuk terus menempa retakan yang ada agar menjadi kokoh dan kuat bersatu.
Dia (separuh jiwaku) yang selalu mengingatkanku akan kuasa kasihNya dengan perkataan lembut dan sangat manisnya “ Jangan lupakan Tuhan dalam kehidupan om, bahkan ketika dalam kesukaran..itu saja pesanku.Tuhan memberkati..” sebuah penggalan pesan yang sangat menyentuh dan menguatkan hati. Sungguh luar biasa...
Saat ini aku memohon pada Dia..
Kupercaya bahwa rencanaMu akan indah pada waktunya. Dan biarlah ini waktu yang indah itu..
Biarlah saat ini menjadi retakan terakhir yang Kau tempa untuk dapat menjadi satu tak bercela.
Biarlah esok hari dapat segera kudapatkan hasil dari semuanya ini...
Untuk dia (separuh jiwaku) “ Jangan lupakan Tuhan dalam kehidupan mu, bahkan ketika dalam kesukaran..itu saja pesanku.Tuhan memberkati..”

Om_iwan_junkiest 28/11/10

dariku untuk Tuhanku

Aku lelah Tuhan,...
Sangat lelah..
Bertubi-tubi ujian yang kauberikan Tuhan.
Sampai kapankah harus kudapatkan hasilnya Tuhan?
Kuakui Aku sudah lelah Tuhan..

Rabu, 17 November 2010

..............?...................

Jangan pernah berhenti untuk percaya bahwa cinta masih tetap ada Meski waktu terus membuktikan sebaliknya, kau t’lah mengerti sebabnya Sedetikpun aku tak mencoba untuk menghapus semua tentangmu dan kuterus merajut asa tentang bersamamu pada suatu waktu,,...

Jangan pernah berhenti untuk percaya bahwa cinta suci itu ada

Jangan pernah berhenti untuk menyalahkan takdir saat tak sesuai ingin

Jangan pernah berhenti untuk kobarkan semangat saat realitas memburamkan harap

ku terdiam sejenak tuk memutuskan… namun cinta ku pada mu tetap berkobar… dan kuputuskan untuk tetap tinggal di dekat mu…

Senin, 25 Oktober 2010

hari ke-7

Maaf kutelah kecewakanmu, telah sia-siakan hidupmu..
Jujur aku tak kuasa menerima kenyataan ini.. semua ini adalah ungkapan yang tercurah dari hati..
1 minggu sudah semua tlah berakhir, segala impian segala hayal dan harapan yang kurajut denganmu. Memang tak selayaknya kuungkapkan semua ini, namun aku tak kuasa menahan segala rasa yang terpendam. Rasaku selalu tergambar jelas bahwa hanya kamulah yang selalu ada dalam hatiku..tak bisa kupungkiri semua rasa ini.
Kecantikan sempurna yang tak terlukiskan bahagiakan diriku saat bersamamu..namun kini kusadari semua hanya tinggal impian. Ingin semua ini kupasrahkan padaNya namun aku belum merelakannya.
Biarlah aku bergelut dengan rasaku, dengan siksa batinku yang tetap mencintaimu..
Bahagiaku masih dapat melihatmu tersenyum menjalani semua ini.. akupun coba tetap tersenyum walau sebnarnya pahit hati ini..
Kuakui bahwa cintamu telah merasuk dalam jiwa ini.. seandainya kubisa mengulang kembali tak akan pernah kusia-siakan lagi..
Emosi dari jiwa mengalahkan segalanya..perbedaan yang ada telah memecahkan tujuan kita.. jalan yang akan terlewati tak bisa tertembus.. bukan karena kesabaran yang akan mengalahkan tetapi kesetiaan dan ketulusan yang akan mampu.
Untukku hanya bisa menatap indahnya semua ini dan terdiam..
Tak pernah berhenti untuk percaya bahwa cinta masih tetap ada Meski waktu terus membuktikan sebaliknya, kau t’lah mengerti sebabnya Sedetikpun aku tak mencoba untuk menghapus semua tentangmu dan kuterus merajut asa tentang bersamamu pada suatu waktu,,...
Aku tak pernah berhenti untuk percaya bahwa cinta suci itu ada
Aku tak pernah berhenti untuk menyalahkan takdir saat tak sesuai ingin
Aku tak pernah berhenti untuk kobarkan semangat saat realitas memburamkan harap
ku terdiam sejenak tuk memutuskan… namun cinta ku pada mu tetap berkobar…
dan kuputuskan untuk tetap tinggal di dekat mu…

Ada keyakinan yang tak terbeli
Oleh ribuan hari-hari penantian hati
Susuri hidup… walau tertatih seorang diri
dan kau tetap disana, diami sudut paling sunyi
dan suci…

Rabu, 20 Oktober 2010

20102010

Aku membayangimu namun tak mengganggu,berpalinglah maka aku tiada
Aku mendorongmu namun tak mencampurimu,
berjalanlah maka cintaku ada
Aku mengangkatmu namun tak merubah takdirmu
karena kamu milikNya
Kamu cintaku sampai mati
karena membawa separuhku
Bawalah untukmu jangan untukku
Terbanglah tinggi sesuka hati
agar kamu dapat menggapai bintang di langit

Selasa, 28 September 2010

KUYAKINI KAU UNTUKKU

Berdegup kencang kurasakan detak jantungku akhir-akhir ini. ‘ada apakah denganku?” hanya sebuah pertanyaan kecil yg melintas dalam benakku.
Akhirnya terjawab sudah semuanya.. yahh inilah realita kehidupan yang senantiasa silih berganti. Duka, canda, tangis, tertawa selalu mewarnai. Kini habis sudah kesempatan yng telah dia sediakan untukku. Hanya tinggal goresan luka kekecewaan dihatinya, memang semua itu salahku.. “ AKU MENGECEWAKAN..AKU TIDAK BISA BERKEMBANG” ya Iwan Ananias adalah seorang pecundang “itu ungkapan yang tepat untukmu/”
Kemana langkahmu kawan..kemana arah hidupmu??hey iwan BANGUN dan BANGKIT..
Meniti karir tidak sejak dini, menata kehidupan di pertengahan sisa hidup. Apakah artinya itu?? Kau memang aneh!! Apakah itu akan berhasil kawa n??coba sekarang kau pikikan!!
Sekarang kau harus menjalaninya sendiri tanpa ada malaikat kecil pendampingmu.. “RASAKAN ITU!!” jangan harap malaikatmu akan kembali dengan kondisimu seperti ini, jangan pernah kau berharap.! 2011 tinggal beberapa bulan lagi..mau kau bawa kemana langkahmu? Coba kau renungkan itu..
Apakah rumah dapat dibangun dengan pemikiran saja? Apakah keluarga dapat dinafkahi dengan lamunan saja? Apakah hidupmu akan kau buat seperti kamar mandi? Dimana tempat paling nyaman untuk mengeluarkan kotoran dan melamun.. ya itulah sifatmu kawan!! Kemauanmu/niatmu/ semangatmu hanya timbul jika ada yang membakarnya..ada yng menyulutnya tapi jika tak selamanya dikobarkan kau akan semakin mengecil dan mati! Apakah selamanya kau akan seperti ini kawan??apakah akan seperti ini?? Dimana semangatmu?dimana tanggug jawabmu? Dimana ???
Ya jika kau hanya akan terus seperti ini.. sia-sia sudah semua yang telah berkorban untukmu... dan saran yang terbaik untukmu adalah “Pergilah dari dunia nyata ini” karna kehidupan seperti yang kau jalani saat ini hanya dapat diterapkan di alam semu!
Katakan “SELAMAT TINGGAL PADA SEMUANYA”

Minggu, 18 Juli 2010

Guru dan Semangatnya


Menjadi guru, bukanlah pekerjaan mudah. Didalamnya, dituntut pengabdian, dan
juga ketekunan. Harus ada pula kesabaran, dan welas asih dalam menyampaikan
pelajaran. Sebab, sejatinya, guru bukan hanya mendidik, tapi juga mengajarkan.
Hanya orang-orang tertentu saja yang mampu menjalankannya.

Menjadi guru juga bukan sesuatu yang gampang. Apalagi, menjadi guru bagi
anak-anak yang mempunyai “keistimewaan”. Dan saya, merasa beruntung sekali dapat
menjadi guru mereka, walau cuma dalam beberapa jam saja. Ada kenikmatan
tersendiri, berada di tengah anak-anak dengan latar belakang Cerebral Palsy
(sindroma gangguan otak belakang).

Suatu ketika, saya diminta untuk mendampingi seorang guru, di sebuah kelas
khusus bagi penyandang cacat. Kelas itu, disebut dengan kelas persiapan, sebuah
kelas yang berada dalam tingkatan awal di YPAC Jakarta. Lazimnya, anak-anak
disana berumur antara 9-12 tahun, tapi kemampuan mereka setara dengan anak
berusia 4-5 tahun, atau kelas 0 kecil.

Saat hadir disana, kelas tampak ramai. Mereka rupanya sedang bermain susun
bentuk dan warna. Ada teriak-teriakan ganjil yang parau, dan hentakan-hentakan
kepala yang konstan dari mereka. Ada pula tangan-tangan yang kaku, yang sedang
menyusun keping-keping diagram. Disana-sini terserak mainan kayu dan plastik.
Riuh. Bangku-bangku khusus berderak-derak, bergesek dengan kursi roda sebagian
anak yang beradu dengan lantai.

Saya merasa canggung dengan semua itu. Namun, perasaan itu hilang, saat melihat
seorang guru yang tampak begitu telaten menemani anak-anak disana. “Mari masuk,
duduk sini dekat Si Abang, dia makin pinter lho bikin huruf,” begitu panggilnya
kepada saya. Saya berjalan, melewati anak-anak yang masih sibuk dengan tugas
mereka. Ah benar saja, si Abang, anak berusia 11 tahun yang mengalami Cerebral
Palsy dengan pembesaran kepala itu, tampak tersenyum kepada saya. Badannya
melonjak-lonjak, tangannya memanggil-manggil seakan ingin pamer dengan
kepandaiannya menyusun huruf.

Subhanallah, si Abang kembali melonjak-lonjak. Saya kaget. Saya tersenyum. Dia
tergelak tertawa. Tak lama, kami pun mulai akrab. Dia tak malu lagi dibantu
menyusun angka dan huruf. Susun-tempel-susun-tempel, begitu yang kami lakukan.
Ah, saya mulai menikmati pekerjaan ini. Dia pun kini tampak bergayut di tangan
saya. Tanpa terasa, saya mengelus kepalanya dan mendekatkannya ke dada. Terasa
damai dan hangat.

Sementara di sudut lain, sang Ibu guru tetap sabar sekali menemani semua anak
disana. Dituntunnya tangan anak-anak itu untuk meniti susunan-susunan gambar.
Dibimbingnya setiap jemari dengan tekun, sambil sesekali mengajak mereka
tersenyum. Tangannya tak henti mengusap lembut ujung-ujung jemari lemah itu.
Namun, tak pernah ada keluh, dan marah yang saya dengar.

Waktu berjalan begitu cepat. Dan kini, waktunya untuk pulang. Setelah
membereskan beberapa permainan, anak-anak pun bersiap di bangku masing-masing.
Dduh, damai sekali melihat anak-anak itu bersiap dengan posisi serapih-rapihnya.
Tangan yang bersedekap diatas meja, dan tatapan polos kearah depan, saya yakin,
membuat setiap orang tersenyum. Ibu guru pun mulai memimpin doa, memimpin setiap
anak untuk mengatupkan mata dan memanjatkan harap kepada Tuhan.

Damai. Damai sekali mata-mata yang mengatup itu. Teduh. Teduh sekali melihat
mata mereka semua terpejam. Empat jam sudah saya bersama “malaikat-malaikat”
kecil itu. Lelah dan penat yang saya rasakan, tampak tak berarti dibanding
dengan pengalaman batin yang saya alami. Kini, mereka bergerak, berbaris menuju
pintu keluar. Tampak satu persatu kursi roda bergerak menuju ke arah saya.
Ddduh, ada apa ini?

Lagi-lagi saya terharu. Setibanya di depan saya, mereka semua terdiam,
mengisyaratkan untuk mencium tangan. Ya, mereka mencium tangan saya, sambil
berkata, “Selamat siang Pak Guru..” Ah, perkataan yang tulus yang membuat saya
melambung. Pak guru…Pak Guru, begitu ucap mereka satu persatu. Kursi roda
mereka berderak-derak setiap kali mereka mengayuhnya menuju ke arah saya.
Derak-derak itu kembali membuat saya terharu, membayangkan usaha mereka untuk
sekedar mencium tangan saya.

Anak yang terakhir telah mencium tangan saya. Kini, tatapan saya bergerak ke
samping, ke arah punggung anak-anak yang berjalan ke pintu keluar. Dalam diam
saya berucap, “..selamat jalan anak-anak, selamat jalan malaikat-malaikat
kecilku…” Saya membiarkan airmata yang menetes di sela-sela kelopak. Saya
biarkan bulir itu jatuh, untuk melukiskan perasaan haru dan bangga saya. Bangga
kepada perjuangan mereka, dan juga haru pada semangat yang mereka punya.

***

Teman, menjadi guru bukan pekerjaan mentereng. Menjadi guru juga bukan pekerjaan
yang gemerlap. Tak ada kerlap-kerlip lampu sorot yang memancar, juga
pendar-pendar cahaya setiap kali guru-guru itu sedang membaktikan diri. Sebab
mereka memang bukan para pesohor, bukan pula bintang panggung.

Namun, ada sesuatu yang mulia disana. Pada guru lah ada kerlap-kerlip cahaya
kebajikan dalam setiap nilai yang mereka ajarkan. Lewat guru lah memancar
pendar-pendar sinar keikhlasan dan ketulusan pada kerja yang mereka lakukan.
Merekalah sumber cahaya-cahaya itu, yang menyinari setiap hati anak-anak didik
mereka.

Dari gurulah kita belajar mengeja kata dan kalimat. Pada gurulah kita belajar
lamat-lamat bahasa dunia. Lewat guru, kita belajar budi pekerti, belajar
mengasah hati, dan menyelami nurani. Lewat guru pula kita mengerti tentang
banyak hal-hal yang tak kita pahami sebelumnya. Tak berlebihankah jika kita
menyebutnya sebagai pekerjaan yang mulia?

Teman, jika ingin merasakan pengalaman batin yang berbeda, cobalah menjadi guru.
Rasakan kenikmatan saat setiap anak-anak itu memanggil Anda dengan sebutan itu,
dan biarkan mata penuh perhatian itu memenuhi hati Anda. Ada sesuatu yang
berbeda disana. Cobalah. Rasakan.

Minggu, 27 Juni 2010

"Saat Kamu Cinta Dia"

di hadapan orang yang kita cinta,
hati kita akan berdegup kencang..
di hadapan orang yang kita cinta,
musim sentiasa berbunga-bunga..

jikalau kita lihat di dalam mata orang yang kita cinta,
kita akan kaku..
di depan orang yang kita cinta,
kita menjadi malu..

saat kau mencintai seseorang,
kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya,
walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.
Saat kau mencintai seseorang dan berada di sisinya,
maka kau akan menggenggam erat tangannya...

Cinta adalah saat ia menangis
dan kau akan membiarkannya menangis di bahumu sambil berkata,
"Mari kita selesaikan masalah ini bersama-sama."
Cinta adalah saat kau melihatnya kau akan berkata,
"Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku.."

pada saat orang yang kau Cintai menyakitimu,
kau akan berkata, "Tak apa dia hanya tak tau apa yang dia lakukan."
pada saat kau Cinta padanya,
kau akan selalu menantinya dengan setia dan tulus...

Cinta adalah kau akan menemaninya tak kira bagaimanapun keadaanmu ketika itu.
Cinta adalah hal yang memberi dengan rela.
Cinta di tujukan kepada seseorang yg kita selalu ingat dalam mimpi..

Tanpanya Cinta..
kita akan merasa sunyi..
berikan rasa cinta sepenuh jiwa dengan hati yg ikhlas kepadanya.

kesabaran

Sekalipun ada keuntungan untuk menjadi yang pertama, tetapi
terdapat lebih banyak keuntungan dalam menjadi yang terbaik.
Di dunia yang serba instan dan segera ini, layaklah kita melihat
bagaimana melakukan sesuatu secara sepantasnya.

Terburu-buru dan ketidak sabaran adalah bisa berakibat fatal
dan rentan terhadap kesalahan. Pelajarilah nilai kesabaran.
Sekalipun rasanya seperti anda tertinggal jauh di belakang,
tetapi dengan usaha yang terukur dan tekun, lebih mungkin
anda akan berada di depan.

Kesabaran bukan berarti menunda-nunda pekerjaan. Kesabaran
berarti mengambil tindakan SEKARANG, yang akan membawa hasil
di masa depan. Kesabaran berfokus pada hasil terbaik – bukan
pada hasil tercepat atau termudah. Kesabaran berarti mengerti
bahwa perjalanan panjang memiliki hasil yang panjang pula.

Mulailah dari sekarang, dan bersabarlah. Siapa yang mencari
hasil segera – akan segera pula kehilangan hasilnya – itupun
kalau mereka bisa mendapatkan hasil.

Memang makan waktu untuk menghasilkan yang terbaik, tetapi
anda sendiri yang akan menikmati hasilnya…

jika aku harus

Jika aku harus berenang di laut untuk mendapatkan apa yang aku inginkan,
aku akan belajar bagaimana berenang, dan aku akan mengarungi lautan itu.

Jika aku harus mendaki gunung tertinggi untuk mendapatkan apa yang aku inginkan, aku akan belajar cara memanjat, dan aku akan memanjat gunung itu.

Jika aku harus menyelam samudra terdalam untuk mendapatkan apa yang aku inginkan, maka aku akan belajar bagaimana cara menyelam, dan aku akan menyelami samudra itu.

Jika aku kecewa karena hal-hal yang tidak tampak seperti yang aku inginkan,
maka aku akan belajar bagaimana menerimanya, dan aku akan mencoba untuk menerimanya.

Setidaknya sekarang aku telah mengalami bagaimana berenang, mendaki dan menyelam dan juga bagaimana untuk menerima segala sesuatu yang berasal dari usahaku..

Kemudian, aku akan mencoba kembali untuk melakukan lebih baik. Demi apa yang aku inginkan…

Aku akan datang.. dan mencapai semua itu.. Semoga saja keinginan ini adalah baik… dan untuk kebaikan

Memelihara Mimpi

Sebelum sebatang pohon dapat tumbuh tinggi, terlebih dahulu ia harus menanamkan akarnya jauh ke dalam tanah, demi memperoleh zat gizi. Sama dengan mimpi anda. Bila anda ingin impian berubah menjadi kenyataan, anda harus mencari cara untuk memberi makan dan memelihara mimpi anda.

Sangat tidak realistis untuk berharap bahwa anda dapat mencapai bintang, tanpa terlebih dahulu menanam akar dalam tanah padat. Bermimpi itu gampang – sesuatu yang hidup di alam khayal. Namun mewujudkannya di alam nyata membutuhkan perjuangan keras.

Tanpa akar yang kuat, bahkan pohon tertinggi dan berbesar – akan tumbang. Tanpa terus belajar, bersikap disiplin, memelihara integritas, komitment, ketabahan, kesabaran, dan usaha – bahkan mimpi yang paling mungkin dan paling hebat – akan tumbang.

Mimpi dan tujuan anda memerlukan pemeliharaan. Tanamkan akar mimpi
anda sedalam dan selebar mungkin – hingga tidak ada batas setinggi
tas apa anda akan jangkau…